HALAL BI HALAL HANYA ADA DI INDONESIA


Halal bi Halal Jabat Tangan Saling Memaafkan 

ISYFA’LANAA - Tradisi saat bulan Syawal kreatif khas masyarakat muslim Indonesia, yaitu Halal bi Halal. Satu kebiasaan yang hanya terdapat di negeri kita. Halal bi Halal muncul sebagai ungkapan saling menghalalkan kesalahan dan kekhilafan. Kita patut berbangga dan patut pula untuk melestarikan budaya atau tradisi ini.

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan halal bihahal sebagai “acara maaf-memaafkan pada hari Lebaran”. Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada dosa yang pelakunya lebih layak untuk disegerakan hukumannya di dunia dan di akhirat daripada berbuat zalim dan memutuskan tali persaudaraan"(HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).
Saling memaafkan satu sama lain. Setiap orang sadar tidak ada yang lepas dari kesalahan. Manusia tempatnya salah dan lupa. Momen Idul Fitri dengan kegiatan Halal bi Halal-nya, membuat umat Islam melebur kesalahannya dengan berbagi maaf tanpa sekat yang membatasi. Terdapat tiga pelajaran yang dapat kita petik dari kegiatan Halal Bi Halal ini :

Pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan. Ibarat pemudik yang pulang ke kampung halamannya setelah sekian tahun merantau ke negera orang.

Kedua dari Halal bi Halal adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada sesama. Ketiga adalah memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin dan seterusnya. 


Bulan Syawal ini, sebagai bulan indahnya kebersamaan dalam kasih sayang, yang merupakan hari-hari yang begitu membahagiakan bagi semua Muslim.
Sebuah waktu istimewa untuk dapat bersilaturahim, saling mengenal dan saling mendoakan. Doa yang dianjurkan saat berjumpa adalah, “Taqobbalallahu minna waminkum (Semoga Allah menerima amalanku dan amalanmu)”.

Kita hendaknya berusaha mengamalkan tuntunan Rasulullah untuk memberikan kesenangan dan kegembiraan fitri bukan saja kepada kerabat dan handai tolan, melainkan pula kepada saudara-saudara kita yang fakir, miskin, atau dalam kondisi yang memprihatinkan (dhu`afa), agar kelak mereka tidak lagi meminta-minta dan hidup kesusahan, hingga kegembiraan itu terus berlanjut dalam kehidupan yang layak.

Semoga kita mampu menyinergikan Hablun minaLlah dan Habhun minann-Nas (hubungan baik dengan Allah dan sesama) dalam tradisi Halal bi Halal. Kepada Allah kita memohon ampunan-Nya dan kepada sesama saudara Muslim kita saling memaafkan./Rev


-
Disqus Comments